Biografi dan Sya'ir-Sya'ir Indah Jalaluddin Rumi
Biografi Jalaluddin Rumi – Siapa itu Rumi?
Nama lengkapnya adalah Maulana Jalaluddin Rumi. Ia lebih dikenal dengan sebutan Jalaluddin Rumi serta lebih akrab disapa dengan panggilan Rumi.
Nama persianya dapat dieja dalam Jalāl ad-Dīn Muhammad Balkhī (dalam bahasa Persia: جلالالدین محمد بلخى), atau dalam bacaan Persian dieja dʒælɒːlæddiːn mohæmmæde bælxi, atau juga dikenal sebagai Jalāl ad-Dīn Muhammad Rūmī (جلالالدین محمد رومی).
Jalaluddin Rumi adalah seorang pujangga atau penyair Muslim dari Persia abad ke -13. Ia lebih dikenal sebagai seorang sufi mistic. Rumi telah diakui sebagai seorang ahli spiritual terbesar dan penyair intelek yang hebat sepanjang sejarah.
Hasil karya besarnya berupa syair telah dikenal sangat baik oleh seluruh dunia, khususnya di kalangan pujangga Persia, Afghanistan, Iran dan Tajikistan. Beberapa syair Rumi juga sangat populer di seluruh dunia dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Jalaluddin Rumi lahir pada tanggal 30 bulan September tahun 1207 Masehi di Balkh (sekarang adalah wilayah Afghanistan). Tepatnya, Rumi lahir di sebuah desa bernama Wakhsh, sebuah kota kecil di dekat sungai Wakhsh di Persia, yang merupakan bagian dari provinsi Balkh.
Orang tuanya adalah warga Persia dan penutur asli bahasa Persia. Ibunya adalah Mumina Khatun, sedangkan ayahnya bernama Bahaduddin Walad, yang merupakan seorang ahli ilmu agama, ahli hukum dan juga ahli ilmu kebatinan. Ketika Rumi lahir, ayahnya adalah seorang guru atau pengajar.
Latar belakang keluarganya memang sangat dekat dengan ilmu agama. Karenanya, Rumi juga mengisi hari -harinya semenjak kecil dengan berbagai ilmu agama dan ilmu kebatinan.
Rumi meninggalkan daerah kelahirannya di Balkh ketika Mongol melakukan invasi di wilayah Asia Tengah antara tahun 1215 dan tahun 1220.
Ia meninggalkan Balkh bersama dengan keluarganya dan beberapa kelompok pelajar yang merupakan murid ayahnya. Mereka bermigrasi dan berpindah -pindah menuju ke tanah -tanah Muslim, termasuk ke Baghdad, Damascus, Erzincan, Malatya, Sivas, Kayseri dan Nigde.
Mereka juga melakukan ziarah ke Mecca. Setelah ziarahnya inilah, Rumi beserta kelmpoknya tinggal menetap di Konya (sekarang Turki bagian barat).
Tepatnya, pada tanggal 1 Mei 1228, mereka diundang oleh ‘Alā’ ud-Dīn Key-Qobād, seorang pemimpin Anatolia. Ayah Rumi pun menerima undangan ini dan kemudian menetap di Konya, di Anatilia yang merupakan wilayah dari kesultanan Seljuk of Rûm. Di sana, Bahaduddin menjadi kepala dari sebuah sekolah agama atau Madrassa.
Selama perjalanan dengan keluarganya ini, Rumi selalu rajin untuk mempelajari ilmu agama, terutama agama Islam. Hari -hari dan lingkungannya pun sangat kental dengan hal -hal yang berbau spiritual.
Perjalanan Pendidikan Rumi
Rumi menjadi seorang murid di Sayyed Burhan ud-Din Muhaqqiq Termazi, dan termasuk salah satu murid dari ayahnya sendiri, Bahaduddin. Di bawah bimbingan dari Sayyed Termazi inilah, Rumi belajar tentang ilmu Sufi.
Ia mempelajari mengenai banyak sekali ilmu spiritual dan rahasia tentang jiwa dan dunia ini. Setelah Bahaduddin meninggal di tahun 1231 Masehi, Rumi pun melanjutkan posisi sang ayah sebagai seorang guru agama terkemuka di sana.
Rumi juga menjadi seorang Imam dan penceramah di Konya untuk meneruskan tugas sang Ayah. Ketika itu, usia Rumi masih 24 tahun. Meski masih muda, ia berhasil membuktikan bahwa dirinya adalah seorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang mendalam terutama mengenai ilmu agama.
Ayahnya memang menjadi salah seorang yang berpengaruh terhadap cara berpikir dan kecerdasannya. Selain ayahnya yang selalu mengajarkan budaya Persia dan ajaran agama Islam, Rumi juga banyak mempelajari tentang pemikiran Sufi.
Selama bertahun -tahun, ia juga banyak mempelajari tentang syair -syair karya Attar dan Sanai. Ia sungguh kagum terhadap tokoh idolanya ini. Bahkan, ia sempat mengungkapkan kekagumannya ini ke dalam syairnya.
“Attar was the spirit, Sanai his eyes twain, And in time thereafter, Came we in their train”.
Dalam syairnya yang lain, ia pun kembali menyebutkannya,
“Attar has traversed the seven cities of Love, We are still at the turn of one street”.
Momentum perubahan hidup Rumi
Di tahun 1244 Masehi, Rumi sudah menjadi seorang guru dan seorang ahli agama. Pada tahun tersebutlah, ia berjumpa dengan seorang musafir atau pengembara yang bernama Shamsuddin of Tabriz.
Pertemuannya dengan Shamsuddin atau yang akrab disapa Shams inilah yang kemudian menjadi sebuah momentum atau titik perubahan dari hidup Rumi. Mereka pun menjadi sahabat yangs sangat dekat satu sama lain.
Sayangnya, ketika Shams berkunjung ke Damascus, ia terbunuh. Desas desus mengatakan bahwa Shams dibunuh oleh salah seorang murid Rumi yang tidak senang melihat kedekatan Sham dengan gurunya tersebut.
Tentu saja Rumi sangat sedih dan terpukul atas kematian Shams, sahabatnya ini. Lalu, ia pun mengungkapkan rasa kasih sayangnya terhadap Shams dan penyesalan atas kematiannya dalam bentuk musik, tarian, dan syair.
Selama hampir 10 tahun selelah pertemuannya dengan Shamsuddin, Rumi pun terus mengabdikan dirinya untuk menulis ghazal atau sastra puisi yang merujuk pada sebuah tangisan kematian.
Ghazal yang ditulisnya ini diberinya nama Diwan-e-Kabir or Diwan-e Shams-e Tabrizi. Ketika menulis ghazal ini, ia bertemu dengan seorang tukang emas bernama “Salaud-Din-e Zarkub”. Salaud-Din-e Zarkub lah yang kemudian selalu menenami Rumi dalam berkarya.
Sayangnya, Salaud juga wafat. Setelah kepergian Salaud, Rumi pun berkawan dengan salah seorang murid favoritnya bernama Hussam-e Chalabi. Hussam lah yang kemudian menemani Rumi dalam menghabiskan tahun -tahun berikutnya ketika hidup di Anatolia.
Di Anatolia inilah, ia menyelesaikan enam volume dari karya besarnya yang dikenal sebagai Masnawi atau dalam bahasa Inggris disebut “the Masnavi”.
Karya Besar Rumi yang Populer
Ada banyak karya yang dihasilkan oleh Jalaluddin Rumi. Karya -karya yang dihasilkannya pun bukan karya yang bisa dianggap sebelah mata. Beberapa koleksi karya besar yang merupakan buah pikirnya meliputi:
# Diwan-e Shams-e Tabrizi
Diwan-e Shams-e Tabrizi atau Diwan-e-Kabir adalah salah satu karya andalan dari Rumi. Karya ini merupakan kumpulan dari Ghazal yang secara khusus dipersembahkan untuk sahabatnya Shamsuddin. Shamsuddin menjadi kawan baiknya sekaligus sosok yang begitu menginspirasi karyanya ini. Di dalam karya besar ini, Rumi juga mengisinya dengan sajak -sajak. Diwan-e-Kabir ditulis dalam dialek ‘Dari’. Selama ini, Diwan-e-Kabir diakui sebagai sastra Persia terbesar sepanjang sejarah.
# Mathnawi
Mathnawi atau disebut juga sebagai Masnawi atau Masnavi ini merupakan kompilasi yang terdiri dari enam volume puisi, yang ditulis dalam gaya didaktis. Syair -syair yang dituliskannya dalam karya ini dibuat dengan tujuan untuk berdakwah, mengajar, dan sekaligus menghibur para pembacanya. Kabarnya, selama menulis karya ini, Rumi ditemani oleh Husam al-Din Chalabin yang juga banyak mempengaruhi pemikirannya tentang kehidupan spiritual.
Masnawi disebut -sebut sabagai karya sastra terbesar dan paling murni yang dimiliki oleh bangsa Persia.
Popularitas dari Jalaluddin Rumi pun tak hanaya melingkupi negaranya sendiri, maupun negaraa di sekitarnya saja. Hampir seluruh dunia, mengenal siapa namanya dan apa saja karya -karyanya. Karenanya, Rumi pun diakui sebagai salah seorang penyair klasik Persia terbesar sepanjang sejarah.
Selama bertahun -tahun, ia banyak mempengaruhi kesusastraan Turki. Karya Rumi juga banyak menginspirasi banyak seniman lain, termasuk Mohammad Reza Shajarian (Iran), Davood Azad (Iran), Shahram Nazeri (Iran) dan juga Ustad Mohammad Hashem Cheshti (Afghanistan).
Para seniman ini mempelajari karya Rumi dan mendapatkan banyak pencerahan tentang interpretasi klasik dalam hal syair dan sastra. Selain itu, karya -karya Rumi ini juga telah diterjemahkan di berbagai belahan dunia dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Rusia, Italia, Jerman, Turki, Urdu, Perancis, Spanyol, dan tentu saja juga di Indonesia.
Bahkan, pada tahun 2007 silam, Rumi telah dinobatkan sebagai “the most popular poet in America” atau penyair paling populer di Amerika. Hal ini menunjukkan bahwa nama Rumi semakin populer di dunia, meski setelah ia tiada.
Kematian Rumi
Jalaluddin Rumi meninggal dunia pada tanggal 17 bulan Desember tahun 1273. Ia meninggal di Konya ketika Konya berada di bawah pemerintahan kerajaan Seljuk. Jasadnya dikuburkan di samping makam ayahnya di Konya.
Sebagai bentuk penghargaan terhadap Sang Sufi Rumi ini, maka di Konya dibangunlah sebuah makam mausoleum bernama Mevlana.
Di dalam mausoleum ini, terdapat sebuah masjid, aula untuk menari dan ruang lainnya. Tempat ini pun sering dikunjungi oleh para penggemarnya dari berbagai belahan dunia. Makam Jalaluddin Rumi ini pun menjadi salah satu tujuan ziarah yang cukup populer di dunia.
Referensi:
https://portal-ilmu.com
Nama lengkapnya adalah Maulana Jalaluddin Rumi. Ia lebih dikenal dengan sebutan Jalaluddin Rumi serta lebih akrab disapa dengan panggilan Rumi.
Nama persianya dapat dieja dalam Jalāl ad-Dīn Muhammad Balkhī (dalam bahasa Persia: جلالالدین محمد بلخى), atau dalam bacaan Persian dieja dʒælɒːlæddiːn mohæmmæde bælxi, atau juga dikenal sebagai Jalāl ad-Dīn Muhammad Rūmī (جلالالدین محمد رومی).
Jalaluddin Rumi adalah seorang pujangga atau penyair Muslim dari Persia abad ke -13. Ia lebih dikenal sebagai seorang sufi mistic. Rumi telah diakui sebagai seorang ahli spiritual terbesar dan penyair intelek yang hebat sepanjang sejarah.
Hasil karya besarnya berupa syair telah dikenal sangat baik oleh seluruh dunia, khususnya di kalangan pujangga Persia, Afghanistan, Iran dan Tajikistan. Beberapa syair Rumi juga sangat populer di seluruh dunia dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Jalaluddin Rumi lahir pada tanggal 30 bulan September tahun 1207 Masehi di Balkh (sekarang adalah wilayah Afghanistan). Tepatnya, Rumi lahir di sebuah desa bernama Wakhsh, sebuah kota kecil di dekat sungai Wakhsh di Persia, yang merupakan bagian dari provinsi Balkh.
Orang tuanya adalah warga Persia dan penutur asli bahasa Persia. Ibunya adalah Mumina Khatun, sedangkan ayahnya bernama Bahaduddin Walad, yang merupakan seorang ahli ilmu agama, ahli hukum dan juga ahli ilmu kebatinan. Ketika Rumi lahir, ayahnya adalah seorang guru atau pengajar.
Latar belakang keluarganya memang sangat dekat dengan ilmu agama. Karenanya, Rumi juga mengisi hari -harinya semenjak kecil dengan berbagai ilmu agama dan ilmu kebatinan.
Rumi meninggalkan daerah kelahirannya di Balkh ketika Mongol melakukan invasi di wilayah Asia Tengah antara tahun 1215 dan tahun 1220.
Ia meninggalkan Balkh bersama dengan keluarganya dan beberapa kelompok pelajar yang merupakan murid ayahnya. Mereka bermigrasi dan berpindah -pindah menuju ke tanah -tanah Muslim, termasuk ke Baghdad, Damascus, Erzincan, Malatya, Sivas, Kayseri dan Nigde.
Mereka juga melakukan ziarah ke Mecca. Setelah ziarahnya inilah, Rumi beserta kelmpoknya tinggal menetap di Konya (sekarang Turki bagian barat).
Tepatnya, pada tanggal 1 Mei 1228, mereka diundang oleh ‘Alā’ ud-Dīn Key-Qobād, seorang pemimpin Anatolia. Ayah Rumi pun menerima undangan ini dan kemudian menetap di Konya, di Anatilia yang merupakan wilayah dari kesultanan Seljuk of Rûm. Di sana, Bahaduddin menjadi kepala dari sebuah sekolah agama atau Madrassa.
Selama perjalanan dengan keluarganya ini, Rumi selalu rajin untuk mempelajari ilmu agama, terutama agama Islam. Hari -hari dan lingkungannya pun sangat kental dengan hal -hal yang berbau spiritual.
Perjalanan Pendidikan Rumi
Rumi menjadi seorang murid di Sayyed Burhan ud-Din Muhaqqiq Termazi, dan termasuk salah satu murid dari ayahnya sendiri, Bahaduddin. Di bawah bimbingan dari Sayyed Termazi inilah, Rumi belajar tentang ilmu Sufi.
Ia mempelajari mengenai banyak sekali ilmu spiritual dan rahasia tentang jiwa dan dunia ini. Setelah Bahaduddin meninggal di tahun 1231 Masehi, Rumi pun melanjutkan posisi sang ayah sebagai seorang guru agama terkemuka di sana.
Rumi juga menjadi seorang Imam dan penceramah di Konya untuk meneruskan tugas sang Ayah. Ketika itu, usia Rumi masih 24 tahun. Meski masih muda, ia berhasil membuktikan bahwa dirinya adalah seorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang mendalam terutama mengenai ilmu agama.
Ayahnya memang menjadi salah seorang yang berpengaruh terhadap cara berpikir dan kecerdasannya. Selain ayahnya yang selalu mengajarkan budaya Persia dan ajaran agama Islam, Rumi juga banyak mempelajari tentang pemikiran Sufi.
Selama bertahun -tahun, ia juga banyak mempelajari tentang syair -syair karya Attar dan Sanai. Ia sungguh kagum terhadap tokoh idolanya ini. Bahkan, ia sempat mengungkapkan kekagumannya ini ke dalam syairnya.
“Attar was the spirit, Sanai his eyes twain, And in time thereafter, Came we in their train”.
Dalam syairnya yang lain, ia pun kembali menyebutkannya,
“Attar has traversed the seven cities of Love, We are still at the turn of one street”.
Momentum perubahan hidup Rumi
Di tahun 1244 Masehi, Rumi sudah menjadi seorang guru dan seorang ahli agama. Pada tahun tersebutlah, ia berjumpa dengan seorang musafir atau pengembara yang bernama Shamsuddin of Tabriz.
Pertemuannya dengan Shamsuddin atau yang akrab disapa Shams inilah yang kemudian menjadi sebuah momentum atau titik perubahan dari hidup Rumi. Mereka pun menjadi sahabat yangs sangat dekat satu sama lain.
Sayangnya, ketika Shams berkunjung ke Damascus, ia terbunuh. Desas desus mengatakan bahwa Shams dibunuh oleh salah seorang murid Rumi yang tidak senang melihat kedekatan Sham dengan gurunya tersebut.
Tentu saja Rumi sangat sedih dan terpukul atas kematian Shams, sahabatnya ini. Lalu, ia pun mengungkapkan rasa kasih sayangnya terhadap Shams dan penyesalan atas kematiannya dalam bentuk musik, tarian, dan syair.
Selama hampir 10 tahun selelah pertemuannya dengan Shamsuddin, Rumi pun terus mengabdikan dirinya untuk menulis ghazal atau sastra puisi yang merujuk pada sebuah tangisan kematian.
Ghazal yang ditulisnya ini diberinya nama Diwan-e-Kabir or Diwan-e Shams-e Tabrizi. Ketika menulis ghazal ini, ia bertemu dengan seorang tukang emas bernama “Salaud-Din-e Zarkub”. Salaud-Din-e Zarkub lah yang kemudian selalu menenami Rumi dalam berkarya.
Sayangnya, Salaud juga wafat. Setelah kepergian Salaud, Rumi pun berkawan dengan salah seorang murid favoritnya bernama Hussam-e Chalabi. Hussam lah yang kemudian menemani Rumi dalam menghabiskan tahun -tahun berikutnya ketika hidup di Anatolia.
Di Anatolia inilah, ia menyelesaikan enam volume dari karya besarnya yang dikenal sebagai Masnawi atau dalam bahasa Inggris disebut “the Masnavi”.
Karya Besar Rumi yang Populer
Ada banyak karya yang dihasilkan oleh Jalaluddin Rumi. Karya -karya yang dihasilkannya pun bukan karya yang bisa dianggap sebelah mata. Beberapa koleksi karya besar yang merupakan buah pikirnya meliputi:
# Diwan-e Shams-e Tabrizi
Diwan-e Shams-e Tabrizi atau Diwan-e-Kabir adalah salah satu karya andalan dari Rumi. Karya ini merupakan kumpulan dari Ghazal yang secara khusus dipersembahkan untuk sahabatnya Shamsuddin. Shamsuddin menjadi kawan baiknya sekaligus sosok yang begitu menginspirasi karyanya ini. Di dalam karya besar ini, Rumi juga mengisinya dengan sajak -sajak. Diwan-e-Kabir ditulis dalam dialek ‘Dari’. Selama ini, Diwan-e-Kabir diakui sebagai sastra Persia terbesar sepanjang sejarah.
# Mathnawi
Mathnawi atau disebut juga sebagai Masnawi atau Masnavi ini merupakan kompilasi yang terdiri dari enam volume puisi, yang ditulis dalam gaya didaktis. Syair -syair yang dituliskannya dalam karya ini dibuat dengan tujuan untuk berdakwah, mengajar, dan sekaligus menghibur para pembacanya. Kabarnya, selama menulis karya ini, Rumi ditemani oleh Husam al-Din Chalabin yang juga banyak mempengaruhi pemikirannya tentang kehidupan spiritual.
Masnawi disebut -sebut sabagai karya sastra terbesar dan paling murni yang dimiliki oleh bangsa Persia.
Popularitas dari Jalaluddin Rumi pun tak hanaya melingkupi negaranya sendiri, maupun negaraa di sekitarnya saja. Hampir seluruh dunia, mengenal siapa namanya dan apa saja karya -karyanya. Karenanya, Rumi pun diakui sebagai salah seorang penyair klasik Persia terbesar sepanjang sejarah.
Selama bertahun -tahun, ia banyak mempengaruhi kesusastraan Turki. Karya Rumi juga banyak menginspirasi banyak seniman lain, termasuk Mohammad Reza Shajarian (Iran), Davood Azad (Iran), Shahram Nazeri (Iran) dan juga Ustad Mohammad Hashem Cheshti (Afghanistan).
Para seniman ini mempelajari karya Rumi dan mendapatkan banyak pencerahan tentang interpretasi klasik dalam hal syair dan sastra. Selain itu, karya -karya Rumi ini juga telah diterjemahkan di berbagai belahan dunia dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Rusia, Italia, Jerman, Turki, Urdu, Perancis, Spanyol, dan tentu saja juga di Indonesia.
Bahkan, pada tahun 2007 silam, Rumi telah dinobatkan sebagai “the most popular poet in America” atau penyair paling populer di Amerika. Hal ini menunjukkan bahwa nama Rumi semakin populer di dunia, meski setelah ia tiada.
Kematian Rumi
Jalaluddin Rumi meninggal dunia pada tanggal 17 bulan Desember tahun 1273. Ia meninggal di Konya ketika Konya berada di bawah pemerintahan kerajaan Seljuk. Jasadnya dikuburkan di samping makam ayahnya di Konya.
Sebagai bentuk penghargaan terhadap Sang Sufi Rumi ini, maka di Konya dibangunlah sebuah makam mausoleum bernama Mevlana.
Di dalam mausoleum ini, terdapat sebuah masjid, aula untuk menari dan ruang lainnya. Tempat ini pun sering dikunjungi oleh para penggemarnya dari berbagai belahan dunia. Makam Jalaluddin Rumi ini pun menjadi salah satu tujuan ziarah yang cukup populer di dunia.
Referensi:
https://portal-ilmu.com
PUISI-PUISI ASMARA JALALUDDIN RUMI
1
Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, dan Aku bukanlah orang Islam. Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu tentang benar dan salah. Sehingga kita dapat bertemu pada “Suatu Ruang Murni” tanpa dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yang gelisah.
Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, dan Aku bukanlah orang Islam. Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu tentang benar dan salah. Sehingga kita dapat bertemu pada “Suatu Ruang Murni” tanpa dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yang gelisah.
2
Di dalam cahaya-Mu aku belajar mencintai. Di dalam keindahan-Mu aku belajar menulis puisi. Kau senantiasa menari di dalam hatiku, meski tak seorang pun melihat-Mu, dan terkadang aku pun ikut menari bersama-Mu. Dan “ Penglihatan Agung” inilah yang menjadi inti dari seniku.
3
Hakikat Yang Maha Pengasih hadir secara langsung laksana sinar matahari yang menerangi bumi. Namun, kasih-Nya tidaklah berasal dari berbagai bentuk yang ada di bumi. Kasih-Nya melampaui setiap bentuk yang ada di bumi, sebab bumi ini dan segala isinya tercipta sebagai perwujudan dari kasih-Nya.
4
Jika kau ingin melihat wajah-Nya, maka tengoklah pada wajah sahabatmu tercinta.
5
Sekian lama aku berteriak memanggil nama-Mu sambil terus-menerus mengetuk pintu rumah-Mu. Ketika pintu itu terbuka, aku pun terhenyak dan mulai menyadari sesungguhnya selama ini aku telah mengetuk pintu dari dalam rumahku sendiri.
6
Demi Allah, ketika kau melihat Jatidirimu sebagai Yang Maha Indah, maka kau pun akan menyembah dirimu sendiri.
7
Di mana saja kau berada, apa pun keadaanmu, cobalah selalu menjadi seorang pecinta yang senantiasa dimabuk oleh kasih-Nya. Sekali kau dikuasai oleh kasih-Nya, maka kau akan hidup menjadi seorang pecinta yang hidup bagaikan dalam pusara. Dan kau akan tetap hidup hingga hari kebangkitan itu tiba, lantas kau pun akan dibawa ke dalam surga dan hidup kekal selamanya. Namun, jika kau belum menjadi seorang pecinta, maka pada hari pembalasan seluruh pahalamu tidak akan dihitung.
8
Pada Hari Kebangkitan, orang-orang akan berjalan sempoyongan. Di depan-Mu, mereka akan menggigil dengan wajah pucat karena ketakutan. Maka, aku akan memeluk kasih-Mu dan berkata kepada mereka: “Mintalah apa pun; mintalah atas namaku.”
9
Ketika aku mati sebagai manusia, maka para malaikat akan datang dan mengajakku terbang ke langit tertinggi. Dan ketika aku mati sebagai malaikat, maka siapa yang akan mendatangiku? Kau tak akan pernah dapat membayangkannya!
10
Hari ini, seperti hari lainnya, kita terjaga dengan perasaan hampa dan ketakutan. Namun, janganlah tergesa melarikan diri dari kenyataan pahit ini dengan pergi berdoa atau membaca kitab suci. Lepaskan semua tindakan mekanis yang berasal ketaksadaran diri. Biarkan keindahan Sang Kekasih menjelma dalam setiap tindakan kita. Ada beratus jalan untuk berlutut dan bersujud kepada-Nya.
11
Diamlah! Cinta adalah sebutir permata yang tak bisa kaulemparkan sembarangan seperti sebutir batu.
12
“Mintalah sesuatu kepada-Ku,” begitu Kau berkata suatu ketika. Aku tertawa dan berkata: “Aku telah cukup bersama-Mu. Tanpa kehadiran-Mu, seluruh dunia ini hanyalah sebatang kayu yang mengapung dan terombang-ambing di samudera-Mu.”
13
Yakinlah, di Jalan-Cinta itu: Tuhan akan selalu bersama-Mu.
14
Tak ada pilihan lain bagi jiwa, selain untuk mengasihi. Namun, pertama kali jiwa harus merangkak dan merayap di antara kaki para pecinta. Hanya para pecinta yang dapat lepas dari perangkap dunia dan akhirat. Hanya hati yang dipenuhi dengan cinta yang dapat menjangkau langit tertinggi. Bunga mawar kemuliaan hanya dapat bersemi di dalam hati para pecinta.
15
Segalanya yang kau lihat mempunyai akarnya di dalam dunia yang tak terlihat. Bentuk akan berubah, namun intisarinya tetaplah sama.
16
Ketika sedih, aku bersinar bagaikan bintang pagi. Ketika patah hati, hakekatku justru tersingkap sendiri. Ketika aku diam dan tenang seperti bumi, tangisku bagaikan guntur yang menggigilkan surga di langit tertinggi.
17
Hati manusia selalu terbuka dan dapat menerima segalanya: semua yang baik dan buruk menjadi bagian dari Sufi.
18
Aku kehilangan duniaku, ketenaranku, dan pikiranku. Ketika matahari terbit, maka semua bayang-bayang lenyap. Aku berlari mendahului bayang-bayang tubuhku yang lenyap saat aku berlari. Namun, cahaya matahari itu berlari mendahuluiku dan memburuku, hingga aku pun terjatuh dan bersujud pasrah ditelan samudera kilau-Nya yang mempesona.
19
Aku ingin melihat wajah-Mu pada sebatang pohon, pada matahari pagi, dan pada langit yang tanpa warna.
20
Karena Cinta segalanya menjadi ada. Dan hanya karena Cinta pula, maka ketiadaan nampak sebagai keberadaan.
21
Badan ini hanyalah suatu cermin surga. Energinya membuat para malaikat cemburu. Kemurniannya membuat malaikat Seraphim terkejut. Dan Iblis yang berdiam di urat-urat syarafmu pun menggigil takut.
22
Kau lebih mahal dibanding surga dan bumi. Apa yang bisa kukatakan lagi? Kau tak mengetahui bahwa selama ini segala yang berharga telah menjadi milikmu. Janganlah menjual dirimu dengan harga murah, sesungguhnya dirimu sangatlah mahal di mata Tuhan.
23
Cintaku pada-Nya adalah hakikat jiwaku. Hidupku adalah gelora yang selalu merindukan-Nya. Aku hidup seperti seorang gipsi pengembara, aku tak pernah menetap di tempat yang sama, namun setiap malam aku selalu bernyanyi dan menari ditemani bintang-bintang di bawah langit yang sama.
24
Kematianku adalah perkawinanku dengan keabadian.
25
Meski aku terbakar habis, namun aku tetap tertawa, karena abuku masih tetap hidup! Aku telah mati ribuan kali: namun abuku selalu menari dan lahir kembali dengan ribuan wajah baru.
26
Di gurun pasir tanpa batas, aku kehilangan jiwaku, dan menemukan bunga mawar ini.
27
Aku telah melihat wajah mulia Sang Raja. Dia adalah mata dan matahari surga. Dia adalah teman seperjalanan dan penyembuh semua mahluk. Dia adalah jiwa dan alam semesta yang melahirkan jiwa-jiwa. Dia menganugerahkan kebijaksanaan pada kebijaksanaan, kemurnian pada kemurnian. Dia adalah tikar sembahyang bagi jiwa orang-orang suci. Setiap atom di tubuhku berlompatan sambil menangis dan berkata: “Terpujilah Tuhan.”
28
Apapun juga yang mereka katakan atau pikirkan, aku tetap ada di dalam Kau, karena aku adalah Kau. Tak seorang pun dapat memahami hal ini, sampai ia mampu melampaui pikirannya.
29
Jika kau dapat bertemu dengan Jatidirimu meski hanya sekali, maka rahasia dari segala rahasia akan terbuka bagimu. Wajah dari Yang Maha Tersembunyi, yang ada di luar alam semesta ini, akan nampak pada cermin persepsimu.
30
Setiap penglihatan tentang keindahan akan lenyap. Setiap perkataan yang manis akan memudar. Namun, janganlah kau berputus asa, karena mereka semua datang dari sumber yang sama, dari Keabadian. Masukilah Keabadian itu, maka kau akan melihat segala sesuatu tumbuh dan berkembang, memberi hidup baru dan kegembiraan baru bagimu.
31
Ayat-ayat Tuhan itu tersimpan di hati langit yang paling rahasia. Suatu hari, seperti hujan, ayat-ayat Tuhan itu akan jatuh dan menyebar, sehingga misteri Keilahian akan tumbuh menghijau di seluruh dunia.
32
Jika kau berputar mengelilingi matahari, maka kau pun akan menjadi matahari. Jika kau berputar mengelilingi seorang Guru, maka kau pun akan bersatu dengan-Nya. Kau akan menjadi sebutir permata, jika kau menari mengelilingi-Ku. Dan kau akan berkelip seperti emas, jika kau menari mengelilingi-Nya.
33
Kau hanya memerlukan aroma anggur, karena makrifat akan menyala dengan sendirinya dari kesunyian hatimu setelah mencium aroma anggur itu, seperti juga nyala api akan tersilap dan berkobar dari aroma anggur! Bayangkan jika kau adalah anggur itu sendiri.
34
Sufi adalah seorang lelaki atau seorang perempuan yang telah patah hati terhadap dunia.
35
Kekasih, beri aku kesempatan untuk selalu mengetahui bagaimana cara menyambut-Mu, dan sulutkanlah obor di tangan-Mu agar membakar habis rumah ke-ego-an di dalam diriku.
36
Sembunyikan rahasia-Ku di dalam harta karun jiwamu. Sembunyikan perasaan ekstase itu di dalam dirimu. Jika kau menemukan Aku, maka sembunyikan Aku di dalam hatimu. Sadarilah kemabukan ini sebagai Kebenaran Mutlak!
37
Ingatlah bahwa Nabi Muhammad pernah berkata: “Satu penglihatan tentang-Nya adalah suatu berkah yang tak terhingga.” Setiap daun dari suatu pohon membawa suatu firman dari dunia yang tak terlihat. Lihatlah, tiap-tiap daun yang jatuh ke tanah sebagai suatu berkah dari-Nya. Segala sesuatu di alam ini senantiasa menari dalam harmoni, bernyanyi tanpa lidah, dan mendengar tanpa telinga, ya, semua itu adalah berkah yang tak terhingga dari-Nya.
38
Isi aku dengan anggur dari sunyi-Mu, biarkan anggur itu merendam pori-poriku, hingga Keindahan dari Yang Maha Agung akan terungkap bagiku. Inilah arti berkah bagiku!
39
Jika kau mendefinisikan dan membatasi “Aku” dengan berbagai konsepmu, maka kau akan kelaparan dengan dirimu sendiri. Lalu “Aku” pun akan jatuh ke dalam suatu kotak yang terbuat dari kata-kata, dan kotak itu adalah peti mayatmu sendiri.
40
Aku tidak tahu siapa sebenarnya “Aku”. Tetapi, ketika aku berjalan ke dalam diriku sendiri, maka aku pun terkejut: ternyata “Aku” adalah suara milik-Mu, gema yang terpantul dari “Dinding-Keilahian”.
41
Jatidiri kita adalah Cahaya. Cinta-Ilahi adalah Matahari-Keagungan. Sinar-Nya adalah firman. Dan mahluk adalah bayang-bayang-Nya.
42
Perkecillah dirimu, maka kau akan tumbuh lebih besar dari dunia. Tiadakan dirimu, maka Jatidirimu akan terungkap tanpa kata-kata.
43
Ketika kami mati, jangan cari pusara kami di bumi. Tetapi, temukan di dalam hati para pecinta.
44
Ketika pikiran dilampaui, maka keindahan cinta pun datang menghampiri, berjalan dengan anggun, serta membawa secangkir anggur di tangannya. Ketika cinta dilampaui, maka Yang Maha Esa pun datang menghampiri – Ia adalah Zat yang tak dapat diuraikan dengan kata-kata dan hanya bisa disebut sebagai “Itu”.
45
Setiap orang yang tinggal jauh dari sumber-Nya, dari Jatidirinya, maka ia akan selalu rindu untuk kembali ke masa ketika ia masih dipersatukan dengan-Nya.
46
Surga dibuat dari asap hati yang terbakar habis. Dan orang yang diberkahi oleh Tuhan adalah orang yang hatinya telah terbakar habis.
47
Awan-awan berada dalam keheningan meski penuh dengan berjuta kilat. Cinta akan memberi kelahiran baru bagi para filsuf berkepala batu. Jiwaku adalah ombak di dalam samudera kemuliaan-Mu. Dan di dalam keheningan: alam semesta beserta segala isinya tenggelam di dasar samudera kemuliaan-Mu.
48
Manusia ibarat suatu pesanggrahan. Setiap pagi selalu saja ada tamu baru yang datang: kegembiraan, kesedihan, ataupun keburukan; lalu kesadaran sesaat datang sebagai suatu pengunjung yang tak diduga. Sambut dan hibur mereka semua, sekalipun mereka semua hanya membawa dukacita. Sambut dan hibur mereka semua, sekalipun mereka semua dengan kasar menyapu dan mengosongkan isi rumahmu. Perlakukan setiap tamu dengan hormat, sebab mereka semua mungkin adalah para utusan Tuhan yang akan mengisi rumahmu dengan beberapa kesenangan baru. Jika kau bertemu dengan pikiran yang gelap, atau kedengkian, atau beberapa prasangka yang memalukan, maka tertawalah bersama mereka dan undanglah mereka masuk ke dalam rumahmu. Berterimakasihlah untuk setiap tamu yang datang ke rumahmu, sebab mereka telah dikirim oleh-Nya sebagai pemandumu.
49
Saat kau datang ke dunia ini, suatu tangga telah ditempatkan di depanmu, dan tangga itu akan mengantarmu kepada-Nya. Dari bumi ini, kau pun naik menjadi tumbuhan. Dari tumbuhan kau pun naik menjadi hewan. Setelah itu kau pun naik menjadi manusia – mahluk yang mewarisi pengetahuan melalui akal dan iman. Lihatlah, tubuhmu merupakan turunan dari debu, tetapi bagaimana bisa tubuhmu menjadi begitu sempurna? Lalu, mengapa kau takut dengan kematian? Ketika kau berhasil melampaui bentuk manusia ini, maka tak diragukan lagi kau akan menjadi malaikat dan membumbung melampaui lapisan-lapisan langit tertinggi. Tetapi, janganlah berhenti di sana, bahkan badan surgawimu itu akan tetap tumbuh menjadi tua, lampaui lagi surga itu dan melompatlah ke dalam “Samudera Kesadaran Yang Maha Luas”. Biarkan dirimu – yang bagaikan setetes air itu – menjelma menjadi seratus samudera. Tetapi, jangan berpikir bahwa hanya setetes air itulah yang telah menjelma menjadi samudera, sebab samudera juga telah menjelma menjadi setetes air.
50
Sssttt! Diamlah! Dengarkan suara dalam dirimu. Ingatlah firman pertama-Nya: “Kita melampaui setiap kata.”
Referensi:
Https://aenze.blogspot.com
kumpulan puisi atau syair Jalaludin Rumi
Berikut kumpulan puisi atau syair Jalaludin Rumi
tentang Cinta :
KERANA
CINTA
Kerana
cinta duri menjadi mawar
kerana
cinta cuka menjelma anggur segar
Kerana
cinta keuntungan menjadi mahkota penawar
Kerana
cinta kemalangan menjelma keberuntungan
Kerana
cinta rumah penjara tampak bagaikan kedai mawar
Kerana
cinta tompokan debu kelihatan seperti taman
Kerana
cinta api yang berkobar-kobar
Jadi
cahaya yang menyenangkan
Kerana
cinta syaitan berubah menjadi bidadari
Kerana
cinta batu yang keras
menjadi
lembut bagaikan mentega
Kerana
cinta duka menjadi riang gembira
Kerana
cinta hantu berubah menjadi malaikat
Kerana
cinta singa tak menakutkan seperti tikus
Kerana
cinta sakit jadi sihat
Kerana
cinta amarah berubah
menjadi
keramah-ramahan
KEARIFAN
CINTA
CINTA
yang dibangkitkan
oleh
khayalan yang salah
dan tidak pada tempatnya
bisa saja menghantarkannya
pada keadaan ekstasi.
Namun kenikmatan itu,
jelas tidak seperti bercinta dengan kekasih sebenarnya
kekasih yang sedar akan hadirnya seseorang
dan tidak pada tempatnya
bisa saja menghantarkannya
pada keadaan ekstasi.
Namun kenikmatan itu,
jelas tidak seperti bercinta dengan kekasih sebenarnya
kekasih yang sedar akan hadirnya seseorang
CINTA
“Dia
adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan,
Saya mencintainya dan Saya mengaguminya,
Saya mencintainya dan Saya mengaguminya,
Saya
memilih jalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya.
Setiap
orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya,
Kekasih
yang abadi. Dia adalah orang yang Saya cintai,
Dia
begitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna.
Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta
Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta
yang
tidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan
dia dan
mereka adalah dia.Ini adalah sebuah rahasia
Jika
kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya.
CINTA :
LAUTAN TAK BERTEPI
Cinta
adalah lautan tak bertepi
langit
hanyalah serpihan buih belaka.
Ketahuilah langit berputar karena gelombang Cinta
Ketahuilah langit berputar karena gelombang Cinta
Andai tak
ada Cinta, Dunia akan membeku.
Bila bukan karena Cinta,
Bila bukan karena Cinta,
Bagaimana
sesuatu yang organik berubah menjadi tumbuhan?
Bagaimana
tumbuhan akan mengorbankan diri demi memperoleh ruh (hewani)?
Bagaimana ruh (hewani) akan mengorbankan diri demi nafas (Ruh) yang menghamili Maryam?
Semua itu akan menjadi beku dan kaku bagai salju
Bagaimana ruh (hewani) akan mengorbankan diri demi nafas (Ruh) yang menghamili Maryam?
Semua itu akan menjadi beku dan kaku bagai salju
Tidak
dapat terbang serta mencari padang ilalang bagai belalang.
Setiap atom jatuh cinta pada Yang Maha Sempurna
Setiap atom jatuh cinta pada Yang Maha Sempurna
Dan naik
ke atas laksana tunas.
Cita-cita mereka yang tak terdengar, sesungguhnya, adalah
Cita-cita mereka yang tak terdengar, sesungguhnya, adalah
lagu
pujian Keagungan pada Tuhan.
PERIH
CINTA
Perih
Cinta inilah yang membuka tabir hasrat pencinta:
Tiada penyakit yang dapat menyamai dukacita hati ini.
Cinta adalah sebuah penyakit karena berpisah, isyarat
Dan astrolabium rahasia-rahasia Ilahi.
Apakah dari jamur langit ataupun jamur bumi,
Cintalah yang membimbing kita ke Sana pada akhirnya.
Akal ’kan sia-sia bahkan menggelepar ’tuk menerangkan Cinta,
Bagai keledai dalam lumpur: Cinta adalah sang penerang Cinta itu sendiri.
Bukankah matahari yang menyatakan dirinya matahari?
Perhatikanlah ia! Seluruh bukit yang kau cari ada di sana.
Tiada penyakit yang dapat menyamai dukacita hati ini.
Cinta adalah sebuah penyakit karena berpisah, isyarat
Dan astrolabium rahasia-rahasia Ilahi.
Apakah dari jamur langit ataupun jamur bumi,
Cintalah yang membimbing kita ke Sana pada akhirnya.
Akal ’kan sia-sia bahkan menggelepar ’tuk menerangkan Cinta,
Bagai keledai dalam lumpur: Cinta adalah sang penerang Cinta itu sendiri.
Bukankah matahari yang menyatakan dirinya matahari?
Perhatikanlah ia! Seluruh bukit yang kau cari ada di sana.
PERNYATAAN
CINTA
Bila tak
kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,
Kusimpan
kasih-Mu dalam dada.
Bila
kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
Segera
saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun
aku diam tenang bagai ikan,
Tapi aku
gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau yang
telah menutup rapat bibirku,
Tariklah
misaiku ke dekat-Mu.
Apakah
maksud-Mu?
Mana
kutahu?
Aku hanya
tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah
lagi mamahan kepedihan mengenangmu,
Bagai
unta memahah biak makanannya,
Dan bagai
unta yang geram mulutku berbusa.
Meskipun
aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara,
Di
hadirat Kasih aku jelas dan nyata.
Aku bagai
benih di bawah tanah,
Aku
menanti tanda musim semi.
Hingga
tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
Dan tanpa
kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.
TANPA
CINTA, SEGALANYA TAK BERNILAI
Jika
engkau bukan seorang pencinta,
maka
jangan pandang hidupmu adalah hidup
Sebab
tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan
dihitung
Pada Hari Perhitungan nanti
Setiap
waktu yang berlalu tanpa Cinta,
akan
menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya.
Burung-burung
Kesedaran telah turun dari langit
dan
terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari
Mereka
merupakan bintang-bintang di langit
agama
yang dikirim dari langit ke bumi
Demikian
pentingnya Penyatuan dengan Allah
dan
betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.
Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting
Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting
dalam
zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan
Lihatlah
pepohonan ini ! Semuanya gembira
bagaikan
sekumpulan kebahagiaan
Tetapi
wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan ?
Sang lili
berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau
telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”
Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati
Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati
adalah
melalui Kerendahan Hati.
Hingga
dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan :
“Bukankah
Aku ini Rabbmu ?”
Selain
itu Rumi juga menuliskan syair-syair indah lainnya.
PUASA
MEMBAKAR HIJAB
Rasa
manis yang tersembunyi,
Ditemukan
di dalam perut yang kosong ini!
Ketika
perut kecapi telah terisi,
ia tidak
dapat berdendang,
Baik
dengan nada rendah ataupun tinggi.
Jika otak
dan perutmu terbakar karena puasa,
Api
mereka akan terus mengeluarkan ratapan dari dalam dadamu.
Melalui
api itu, setiap waktu kau akan membakar seratus hijab.
Dan kau
akan mendaki seribu derajat di atas jalan serta dalam hasratmu.
DIA
TIDAK DI TEMPAT LAIN
Salib dan
ummat Kristen, ujung ke ujung, sudah kuuji.
Dia tidak
di Salib.
Aku pergi
ke kuil Hindu, ke pagoda kuno.
Tidak ada
tanda apa pun di dalamnya.
Menuju ke
pegunungan Herat aku melangkah,
dan ke
Kandahar Aku memandang.
Dia tidak
di dataran tinggi
maupun
dataran rendah. Dengan tegas,
aku pergi
ke puncak gunung Kaf (yang menakjubkan).
Di sana
cuma ada tempat tinggal
(legenda)
burung Anqa.
Aku pergi
ke Ka’bah di Mekkah.
Dia tidak
ada di sana.
Aku
menanyakannya kepada Avicenna (lbnu Sina) sang filosuf
Dia ada
di luar jangkauan Avicenna …
Aku
melihat ke dalam hatiku sendiri.
Di
situlah, tempatnya, aku melihat dirinya.
Dia tidak
di tempat lain.
DISEBABKAN
RIDHO-NYA
Jika saja
bukan karena keridhaan-Mu,
Apa yang
dapat dilakukan oleh manusia yang seperti debu ini
dengan
Cinta-Mu?
LETAK
KEBENARAN
Kebenaran
sepenuhnya bersemayam di dalam hakekat,
Tapi
orang dungu mencarinya di dalam kenampakan.
KAU DAN
AKU
Nikmati
waktu selagi kita duduk di punjung,
Kau dan
Aku;
Dalam dua
bentuk dan dua wajah — dengan satu jiwa,
Kau dan
Aku.
Warna-warni
taman dan nyanyian burung memberi obat keabadian
Seketika
kita menuju ke kebun buah-buahan, Kau dan Aku.
Bintang-bintang
Surga keluar memandang kita –
Kita akan
menunjukkan Bulan pada mereka, Kau dan Aku.
Kau dan
Aku, dengan tiada ‘Kau’ atau ‘Aku’,
akan
menjadi satu melalui rasa kita;
Bahagia,
aman dari omong-kosong, Kau dan Aku.
Burung
nuri yang ceria dari surga akan iri pada kita –
Ketika
kita akan tertawa sedemikian rupa; Kau dan Aku.
Ini aneh,
bahwa Kau dan Aku, di sudut sini …
Keduanya
dalam satu nafas di Iraq, dan di Khurasan –
Kau dan
Aku.
RAHASIA
YANG TAK TERUNGKAP
Apapun
yang kau dengar dan katakan (tentang Cinta),
Itu semua
hanyalah kulit.
Sebab,
inti dari Cinta adalah sebuah
rahasia
yang tak terungkapkan.
PERNYATAAN
CINTA
Bila tak
kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,
Kusimpan
kasih-Mu dalam dada.
Bila
kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
Segera
saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun
aku diam tenang bagai ikan,
Tapi aku
gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau yang
telah menutup rapat bibirku,
Tariklah
misaiku ke dekat-Mu.
Apakah
maksud-Mu?
Mana
kutahu?
Aku hanya
tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah
lagi mamahan kepedihan mengenangmu,
Bagai
unta memahah biak makanannya,
Dan bagai
unta yang geram mulutku berbusa.
Meskipun aku
tinggal tersembunyi dan tidak bicara,
Di
hadirat Kasih aku jelas dan nyata.
Aku bagai
benih di bawah tanah,
Aku
menanti tanda musim semi.
Hingga
tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
Dan tanpa
kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.
HATI
BERSIH MELIHAT TUHAN
Setiap
orang melihat Yang Tak Terlihat
dalam
persemayaman hatinya.
Dan
penglihatan itu bergantung pada seberapakah
ia
menggosok hati tersebut.
Bagi
siapa yang menggosoknya hingga kilap,
maka
bentuk-bentuk Yang Tak Terlihat
semakin
nyata baginya.
KEMBALI
PADA TUHAN
Jika
engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka
milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.Begitulah caranya!
Jika
engkau hanya mampu merangkak,
maka
merangkaklah kepadaNya!Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka
tetaplah persembahkan doamu
yang
kering, munafik dan tanpa keyakinan;
kerana
Tuhan, dengan rahmatNya
akan
tetap menerima mata wang palsumu!Jika engkau masih mempunyai
seratus
keraguan mengenai Tuhan,
maka
kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.Begitulah caranya!Wahai
pejalan!
Biarpun
telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayuhlah
datang, dan datanglah lagi!Kerana Tuhan telah berfirman:
“Ketika
engkau melambung ke angkasa
ataupun
terpuruk ke dalam jurang,
ingatlah
kepadaKu, kerana Akulah jalan itu.”
KESUCIAN
HATI
Di
manapun, jalan untuk mencapai kesucian hati
ialah
melalui kerendahan hati.
Maka dia
akan sampai pada jawaban “Ya” dalam pertanyaan
Bukankah
Aku Tuhanmu?
MENYATU
DALAM CINTA
Berpisah
dari Layla, Majnun jatuh sakit. Badan semakin lemah, sementara suhu badan
semakin tinggi.Para tabib menyarankan bedah, “Sebagian darah dia harus
dikeluarkan, sehinggu suhu badan menurun.”Majnun menolak, “Jangan, jangan
melakukan bedah terhadap saya.”Para tabib pun bingung, “Kamu takut? padahal
selama ini kamu masuk-keluar hutan seorang diri. Tidak takut menjadi mangsa
macan, tuyul atau binatang buas lainnya. Lalu kenapa takut sama pisau
bedah?”“Tidak, bukan pisau bedah itu yang kutakuti,” jawab Majnun.“Lalu, apa
yang kau takuti?”“Jangan-jangan pisau bedah itu menyakiti Layla.”“Menyakiti
Layla? Mana bisa? Yangn dibedah badanmu.”“Justru itu. Layla berada di dalam
setiap bagian tubuhku. Mereka yang berjiwa cerah tak akan melihat perbedaan
antara aku dan Layla.”
MEMAHAMI
MAKNA
Seperti
bentuk dalam sebuah cermin, kuikuti Wajah itu.
Tuhan
menampakkan dan menyembunyikan sifat-sifat-Nya.
Tatkala
Tuhan tertawa, maka akupun tertawa.
Dan
manakala Tuhan gelisah, maka gelisahlah aku.
Maka
katakana tentang Diri-Mu, ya Tuhan.
Agar
segala makna terpahami, sebab mutiara-mutiara
makna
yang telah aku rentangkan di atas kalung pembicaraan
berasal
dari Lautan-Mu.
TUHAN
HADIR DALAM TIAP GERAK
Tuhan
berada dimana-mana.
Ia juga
hadir dalam tiap gerak.
Namun
Tuhan tidak bisa ditunjuk dengan ini dan itu.
Sebab
wajah-Nya terpantul dalam keseluruhan ruang.
Walaupun
sebenarnya Tuhan itu mengatasi ruang.
AKU
ADALAH KEHIDUPAN KEKASIHKU
Apa yang
dapat aku lakukan, wahai umat Muslim?
Aku tidak
mengetahui diriku sendiri.
Aku bukan
Kristen, bukan Yahudi,
bukan
Majusi, bukan Islam.
Bukan
dari Timur, maupun Barat.
Bukan
dari darat, maupun laut.
Bukan
dari Sumber Alam,
Bukan
dari surga yang berputar,
Bukan
dari bumi, air, udara, maupun api;
Bukan
dari singgasana, penjara, eksistensi, maupun makhluk;
Bukan
dari India, Cina, Bulgaria, Saqseen;
Bukan
dari kerajaan Iraq, maupun Khurasan;
Bukan
dari dunia kini atau akan datang:
surga
atau neraka;
Bukan
dari Adam, Hawa,
taman
Surgawi atau Firdaus;
Tempatku
tidak bertempat,
jejakku
tidak berjejak.
Baik raga
maupun jiwaku: semuanya
adalah kehidupan
Kekasihku …
LIHATLAH
YANG TERDALAM
Jangan
kau seperti iblis,
Hanya
melihat air dan lumpur ketika memandang Adam.
Lihatlah
di balik lumpur,
Beratus-ratus
ribu taman yang indah!
KETERASINGAN
DI DUNIA
Mengapa
hati begitu terasing dalam dua dunia?
Itu
disebabkan Tuhan Yang Tanpa Ruang,
Kita
lemparkan menjadi terbatasi ruang.
RUMAH
Jika
sepuluh orang ingin memasuki sebuah rumah,
dan hanya sembilan yang menemukan jalan masuk,
yang kesepuluh mestinya tidak mengatakan, “Ini sudah takdir Tuhan.”
Ia seharusnya mencari tahu apa kekurangannya.
dan hanya sembilan yang menemukan jalan masuk,
yang kesepuluh mestinya tidak mengatakan, “Ini sudah takdir Tuhan.”
Ia seharusnya mencari tahu apa kekurangannya.
DEBU DI
ATAS CERMIN
Hidup/jiwa
seperti cermin bening; tubuh adalah debu di atasnya.
Kecantikan kita tidak terasa, karena kita berada di bawah debu.
Kecantikan kita tidak terasa, karena kita berada di bawah debu.
UPAYA
Ikat dua
burung bersama.
Mereka tidak akan dapat terbang,
kendati mereka tahu memiliki empat sayap.
Mereka tidak akan dapat terbang,
kendati mereka tahu memiliki empat sayap.
BURUNG
HANTU
Hanya
burung bersuara merdu yang dikurung.
Burung
hantu tidak dimasukkan sangkar
DUA
ALANG-ALANG
Dua
alang-alang minum dari satu sungai.
Satunya palsu, lainnya tebu.
Satunya palsu, lainnya tebu.
KERJA
Kerja
bukan seperti yang dipikirkan orang.
Bukan sekadar sesuatu yang
jika sedang berlangsung, kau
dapat melihatnya dari luar.
Seberapa lama kita, di Bumi-dunia,
seperti anak-anak
Memenuhi lintasan kita dengan debu dan batu dan serpihan-serpihan?
Mari kita tinggalkan dunia
dan terbang ke surga,
Mari kita tinggalkan kekanak-kanakan
dan menuju ke kelompok Manusia.
Bukan sekadar sesuatu yang
jika sedang berlangsung, kau
dapat melihatnya dari luar.
Seberapa lama kita, di Bumi-dunia,
seperti anak-anak
Memenuhi lintasan kita dengan debu dan batu dan serpihan-serpihan?
Mari kita tinggalkan dunia
dan terbang ke surga,
Mari kita tinggalkan kekanak-kanakan
dan menuju ke kelompok Manusia.
BURUNG
HANTU dan ELANG RAJA
Seekor
elang kerajaan hinggap di dinding reruntuhan yang dihuni burung hantu.
Burung-burung hantu menakutkannya, si elang berkata, “Bagi kalian tempat ini mungkin tampak makmur, tetapi tempatku ada di pergelangan tangan raja.”
Beberapa burung hantu berteriak kepada temannya, “Jangan percaya kepadanya!
Ia menggunakan tipu muslihat untuk mencuri rumah kita.”
Burung-burung hantu menakutkannya, si elang berkata, “Bagi kalian tempat ini mungkin tampak makmur, tetapi tempatku ada di pergelangan tangan raja.”
Beberapa burung hantu berteriak kepada temannya, “Jangan percaya kepadanya!
Ia menggunakan tipu muslihat untuk mencuri rumah kita.”
By :
Jalaluddin Rumi
Referensi:
Berikut petikan puisi Rumi dari karya-karyanya yang
terangkum dalam Matsnawi.
1 Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang
Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, dan Aku bukanlah orang Islam. Keluarlah,
lampaui gagasan sempitmu tentang benar dan salah. Sehingga kita dapat bertemu
pada Suatu Ruang Murni tanpa dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yang
gelisah.
2 Di dalam cahaya-Mu aku belajar mencintai. Di dalam
keindahan-Mu aku belajar menulis puisi. Kau senantiasa menari di dalam hatiku,
meski tak seorang pun melihat-Mu, dan terkadang aku pun ikut menari bersama-Mu.
Dan Penglihatan Agung inilah yang menjadi inti dari seniku.
3 Hakikat Yang Maha Pengasih hadir secara langsung
laksana sinar matahari yang menerangi bumi. Namun, kasih-Nya tidaklah berasal
dari berbagai bentuk yang ada di bumi. Kasih-Nya melampaui setiap bentuk yang
ada di bumi, sebab bumi ini dan segala isinya tercipta sebagai perwujudan dari
kasih-Nya.
4 Jika kau ingin melihat wajah-Nya, maka tengoklah
pada wajah sahabatmu tercinta.
5 Sekian lama aku berteriak memanggil nama-Mu sambil
terus-menerus mengetuk pintu rumah-Mu. Ketika pintu itu terbuka, aku pun
terhenyak dan mulai menyadari sesungguhnya selama ini aku telah mengetuk pintu dari
dalam rumahku sendiri.
6 Demi Allah, ketika kau melihat Jatidirimu sebagai
Yang Maha Indah, maka kau pun akan menyembah dirimu sendiri.
7 Di mana saja kau berada, apa pun keadaanmu, cobalah
selalu menjadi seorang pecinta yang senantiasa dimabuk oleh kasih-Nya. Sekali
kau dikuasai oleh kasih-Nya, maka kau akan hidup menjadi seorang pecinta yang
hidup bagaikan dalam pusara. Dan kau akan tetap hidup hingga hari kebangkitan
itu tiba, lantas kau pun akan dibawa ke dalam surga dan hidup kekal selamanya.
Namun, jika kau belum menjadi seorang pecinta, maka pada hari pembalasan
seluruh pahalamu tidak akan dihitung.
8 Pada Hari Kebangkitan, orang-orang akan berjalan
sempoyongan. Di depan-Mu, mereka akan menggigil dengan wajah pucat karena
ketakutan. Maka, aku akan memeluk kasih-Mu dan berkata kepada mereka: Mintalah
apa pun; mintalah atas namaku.
9 Ketika aku mati sebagai manusia, maka para malaikat
akan datang dan mengajakku terbang ke langit tertinggi. Dan ketika aku mati
sebagai malaikat, maka siapa yang akan mendatangiku? Kau tak akan pernah dapat
membayangkannya!
10 Hari ini, seperti hari lainnya, kita terjaga dengan
perasaan hampa dan ketakutan. Namun, janganlah tergesa melarikan diri dari
kenyataan pahit ini dengan pergi berdoa atau membaca kitab suci. Lepaskan semua
tindakan mekanis yang berasal ketaksadaran diri. Biarkan keindahan Sang Kekasih
menjelma dalam setiap tindakan kita. Ada beratus jalan untuk berlutut dan
bersujud kepada-Nya.
11 Diamlah! Cinta adalah sebutir permata yang tak bisa
kaulemparkan sembarangan seperti sebutir batu.
12 Mintalah sesuatu kepada-Ku, begitu Kau berkata
suatu ketika. Aku tertawa dan berkata: Aku telah cukup bersama-Mu. Tanpa
kehadiran-Mu, seluruh dunia ini hanyalah sebatang kayu yang mengapung dan
terombang-ambing di samudera-Mu.
13 Yakinlah, di Jalan-Cinta itu: Tuhan akan selalu
bersama-Mu.
14 Tak ada pilihan lain bagi jiwa, selain untuk
mengasihi. Namun, pertama kali jiwa harus merangkak dan merayap di antara kaki
para pecinta. Hanya para pecinta yang dapat lepas dari perangkap dunia dan
akhirat. Hanya hati yang dipenuhi dengan cinta yang dapat menjangkau langit
tertinggi. Bunga mawar kemuliaan hanya dapat bersemi di dalam hati para
pecinta.
15 Segalanya yang kau lihat mempunyai akarnya di dalam
dunia yang tak terlihat. Bentuk akan berubah, namun intisarinya tetaplah sama.
16 Ketika sedih, aku bersinar bagaikan bintang pagi.
Ketika patah hati, hakekatku justru tersingkap sendiri. Ketika aku diam dan
tenang seperti bumi, tangisku bagaikan guntur yang menggigilkan surga di langit
tertinggi.
17 Hati manusia selalu terbuka dan dapat menerima
segalanya: semua yang baik dan buruk menjadi bagian dari Sufi.
18 Aku kehilangan duniaku, ketenaranku, dan pikiranku.
Ketika matahari terbit, maka semua bayang-bayang lenyap. Aku berlari mendahului
bayang-bayang tubuhku yang lenyap saat aku berlari. Namun, cahaya matahari itu
berlari mendahuluiku dan memburuku, hingga aku pun terjatuh dan bersujud pasrah
ditelan samudera kilau-Nya yang mempesona.
19 Aku ingin melihat wajah-Mu pada sebatang pohon,
pada matahari pagi, dan pada langit yang tanpa warna.
20 Karena Cinta segalanya menjadi ada. Dan hanya
karena Cinta pula, maka ketiadaan nampak sebagai keberadaan.
21 Badan ini hanyalah suatu cermin surga. Energinya
membuat para malaikat cemburu. Kemurniannya membuat malaikat Seraphim terkejut.
Dan Iblis yang berdiam di urat-urat syarafmu pun menggigil takut.
22 Kau lebih mahal dibanding surga dan bumi. Apa yang
bisa kukatakan lagi? Kau tak mengetahui bahwa selama ini segala yang berharga
telah menjadi milikmu. Janganlah menjual dirimu dengan harga murah,
sesungguhnya dirimu sangatlah mahal di mata Tuhan.
23 Cintaku pada-Nya adalah hakikat jiwaku. Hidupku
adalah gelora yang selalu merindukan-Nya. Aku hidup seperti seorang gipsi
pengembara, aku tak pernah menetap di tempat yang sama, namun setiap malam aku
selalu bernyanyi dan menari ditemani bintang-bintang di bawah langit yang sama.
24 Kematianku adalah perkawinanku dengan keabadian.
25 Meski aku terbakar habis, namun aku tetap tertawa,
karena abuku masih tetap hidup! Aku telah mati ribuan kali: namun abuku selalu
menari dan lahir kembali dengan ribuan wajah baru.
26 Di gurun pasir tanpa batas, aku kehilangan jiwaku,
dan menemukan bunga mawar ini.
27 Aku telah melihat wajah mulia Sang Raja. Dia adalah
mata dan matahari surga. Dia adalah teman seperjalanan dan penyembuh semua
mahluk. Dia adalah jiwa dan alam semesta yang melahirkan jiwa-jiwa. Dia
menganugerahkan kebijaksanaan pada kebijaksanaan, kemurnian pada kemurnian. Dia
adalah tikar sembahyang bagi jiwa orang-orang suci. Setiap atom di tubuhku
berlompatan sambil menangis dan berkata: Terpujilah Tuhan.
28 Apapun juga yang mereka katakan atau pikirkan, aku
tetap ada di dalam Kau, karena aku adalah Kau. Tak seorang pun dapat memahami
hal ini, sampai ia mampu melampaui pikirannya.
29 Jika kau dapat bertemu dengan Jatidirimu meski
hanya sekali, maka rahasia dari segala rahasia akan terbuka bagimu. Wajah dari
Yang Maha Tersembunyi, yang ada di luar alam semesta ini, akan nampak pada
cermin persepsimu.
30 Setiap penglihatan tentang keindahan akan lenyap.
Setiap perkataan yang manis akan memudar. Namun, janganlah kau berputus asa,
karena mereka semua datang dari sumber yang sama, dari Keabadian. Masukilah
Keabadian itu, maka kau akan melihat segala sesuatu tumbuh dan berkembang,
memberi hidup baru dan kegembiraan baru bagimu.
31 Ayat-ayat Tuhan itu tersimpan di hati langit yang
paling rahasia. Suatu hari, seperti hujan, ayat-ayat Tuhan itu akan jatuh dan
menyebar, sehingga misteri Keilahian akan tumbuh menghijau di seluruh dunia.
32 Jika kau berputar mengelilingi matahari, maka kau
pun akan menjadi matahari. Jika kau berputar mengelilingi seorang Guru, maka
kau pun akan bersatu dengan-Nya. Kau akan menjadi sebutir permata, jika kau
menari mengelilingi-Ku. Dan kau akan berkelip seperti emas, jika kau menari
mengelilingi-Nya.
33 Kau hanya memerlukan aroma anggur, karena makrifat
akan menyala dengan sendirinya dari kesunyian hatimu setelah mencium aroma
anggur itu, seperti juga nyala api akan tersilap dan berkobar dari aroma
anggur! Bayangkan jika kau adalah anggur itu sendiri.
34 Sufi adalah seorang lelaki atau seorang perempuan
yang telah patah hati terhadap dunia.
35 Kekasih, beri aku kesempatan untuk selalu
mengetahui bagaimana cara menyambut-Mu, dan sulutkanlah obor di tangan-Mu agar
membakar habis rumah ke-ego-an di dalam diriku.
36 Sembunyikan rahasia-Ku di dalam harta karun jiwamu.
Sembunyikan perasaan ekstase itu di dalam dirimu. Jika kau menemukan Aku, maka
sembunyikan Aku di dalam hatimu. Sadarilah kemabukan ini sebagai Kebenaran
Mutlak!
37 Ingatlah bahwa Nabi Muhammad pernah berkata: Satu
penglihatan tentang-Nya adalah suatu berkah yang tak terhingga. Setiap daun
dari suatu pohon membawa suatu firman dari dunia yang tak terlihat. Lihatlah,
tiap-tiap daun yang jatuh ke tanah sebagai suatu berkah dari-Nya. Segala
sesuatu di alam ini senantiasa menari dalam harmoni, bernyanyi tanpa lidah, dan
mendengar tanpa telinga, ya, semua itu adalah berkah yang tak terhingga
dari-Nya.
38 Isi aku dengan anggur dari sunyi-Mu, biarkan anggur
itu merendam pori-poriku, hingga Keindahan dari Yang Maha Agung akan terungkap
bagiku. Inilah arti berkah bagiku!
39 Jika kau mendefinisikan dan membatasi Aku dengan
berbagai konsepmu, maka kau akan kelaparan dengan dirimu sendiri. Lalu Aku pun
akan jatuh ke dalam suatu kotak yang terbuat dari kata-kata, dan kotak itu
adalah peti mayatmu sendiri.
40 Aku tidak tahu siapa sebenarnya Aku. Tetapi, ketika
aku berjalan ke dalam diriku sendiri, maka aku pun terkejut: ternyata Aku
adalah suara milik-Mu, gema yang terpantul dari Dinding-Keilahian.
41 Jati diri kita adalah Cahaya. Cinta-Ilahi adalah
Matahari-Keagungan. Sinar-Nya adalah firman. Dan mahluk adalah
bayang-bayang-Nya.
42 Perkecillah dirimu, maka kau akan tumbuh lebih
besar dari dunia. Tiadakan dirimu, maka Jati dirimu akan terungkap tanpa
kata-kata.
43 Ketika kami mati, jangan cari pusara kami di bumi.
Tetapi, temukan di dalam hati para pecinta.
44 Ketika pikiran dilampaui, maka keindahan cinta pun
datang menghampiri, berjalan dengan anggun, serta membawa secangkir anggur di
tangannya. Ketika cinta dilampaui, maka Yang Maha Esa pun datang menghampiri Ia
adalah Zat yang tak dapat diuraikan dengan kata-kata dan hanya bisa disebut
sebagai Itu.
45 Setiap orang yang tinggal jauh dari sumber-Nya,
dari Jatidirinya, maka ia akan selalu rindu untuk kembali ke masa ketika ia
masih dipersatukan dengan-Nya.
46 Surga dibuat dari asap hati yang terbakar habis.
Dan orang yang diberkahi oleh Tuhan adalah orang yang hatinya telah terbakar
habis.
47 Awan-awan berada dalam keheningan meski penuh
dengan berjuta kilat. Cinta akan memberi kelahiran baru bagi para filsuf
berkepala batu. Jiwaku adalah ombak di dalam samudera kemuliaan-Mu. Dan di
dalam keheningan: alam semesta beserta segala isinya tenggelam di dasar samudera
kemuliaan-Mu.
48 Manusia ibarat suatu pesanggrahan. Setiap pagi
selalu saja ada tamu baru yang datang: kegembiraan, kesedihan, ataupun
keburukan; lalu kesadaran sesaat datang sebagai suatu pengunjung yang tak
diduga. Sambut dan hibur mereka semua, sekalipun mereka semua hanya membawa
dukacita. Sambut dan hibur mereka semua, sekalipun mereka semua dengan kasar
menyapu dan mengosongkan isi rumahmu. Perlakukan setiap tamu dengan hormat,
sebab mereka semua mungkin adalah para utusan Tuhan yang akan mengisi rumahmu
dengan beberapa kesenangan baru. Jika kau bertemu dengan pikiran yang gelap,
atau kedengkian, atau beberapa prasangka yang memalukan, maka tertawalah
bersama mereka dan undanglah mereka masuk ke dalam rumahmu. Berterimakasihlah
untuk setiap tamu yang datang ke rumahmu, sebab mereka telah dikirim oleh-Nya
sebagai pemandumu.
49 Saat kau datang ke dunia ini, suatu tangga telah
ditempatkan di depanmu, dan tangga itu akan mengantarmu kepada-Nya. Dari bumi
ini, kau pun naik menjadi tumbuhan. Dari tumbuhan kau pun naik menjadi hewan.
Setelah itu kau pun naik menjadi manusia mahluk yang mewarisi pengetahuan
melalui akal dan iman. Lihatlah, tubuhmu merupakan turunan dari debu, tetapi
bagaimana bisa tubuhmu menjadi begitu sempurna? Lalu, mengapa kau takut dengan
kematian? Ketika kau berhasil melampaui bentuk manusia ini, maka tak diragukan
lagi kau akan menjadi malaikat dan membumbung melampaui lapisan-lapisan langit
tertinggi. Tetapi, janganlah berhenti di sana, bahkan badan surgawimu itu akan
tetap tumbuh menjadi tua, lampaui lagi surga itu dan melompatlah ke dalam Samudera
Kesadaran Yang Maha Luas. Biarkan dirimu yang bagaikan setetes air itu menjelma
menjadi seratus samudera. Tetapi, jangan berpikir bahwa hanya setetes air
itulah yang telah menjelma menjadi samudera, sebab samudera juga telah menjelma
menjadi setetes air.
Referensi: https://m.inilah.com
Tidak ada komentar