HUKUM MEMINJAMKAN BARANG PINJAMAN
Hukum meminjamkan barang pinjaman
Pinjam |
Pertanyaan:
Sering kita temui bahkan juga pernah kita lakukan sendiri ialah seseorang meminjamkan barang yang ia sendiri hasil meminjam pada orang lain, yang saya tanyakan ialah, apakah hal tersebut dibenarkan oleh syari`at islam .? mohon jawabannya beserta ta`birnya yang jelas dan lengkap. Terimakasih.
Jawaban:
Untuk menjawab pertanyaan di atas mari kita lihat penjelasan di dalam kitab hasyiah qolyubi dan humairoh, bahwa syaratnya orang boleh meminjamkan barang ialah diantaranya, orang yang akan meminjamkan barang tersebut harus memiliki manfaat dari barang yang akan dipinjamkan tersebut. orang yang meminjam itu tidak dinamakan pemilik manfaat, ia hanya memiliki izin untuk menggunakan manfaat dari benda tersebut, bukan pemilik manfaat. Jadi, bagi peminjam tidak diperbolehkan untuk meminjamkan barang pinjamannya tersebut kepada orang lain.
Refrensi:
(حاشيتا قليوبي - وعميرة - (ج 8 / ص 447)
كِتَابُ الْعَارِيَّةِ بِتَشْدِيدِ الْيَاءِ ، وَقَدْ تُخَفَّفُ اسْمٌ لِمَا يُعَارُ ، وَتَتَحَقَّقُ بِمُعِيرٍ وَغَيْرِهِ .
( شَرْطُ الْمُعِيرِ صِحَّةُ تَبَرُّعِهِ ) ؛ لِأَنَّ الْإِعَارَةَ تَبَرُّعٌ بِإِبَاحَةِ الْمَنْفَعَةِ ، ( وَمِلْكُهُ الْمَنْفَعَةَ فَيُعِيرُ مُسْتَأْجِرٌ لَا مُسْتَعِيرٌ عَلَى الصَّحِيحِ ) وَالثَّانِي يَقُولُ : يَكْفِي فِي الْمُعِيرِ أَنْ تَكُونَ الْمَنْفَعَةُ مُبَاحَةً لَهُ ، وَشَرْطُ الْمُسْتَعِيرِ أَخْذًا مِمَّا ذُكِرَ فِي الْمُعِيرِ صِحَّةُ قَبُولِهِ التَّبَرُّعَ ، فَلَا تَصِحُّ إعَارَةُ الصَّبِيِّ ، وَلَا اسْتَعَارَتْهُ ( وَلَهُ ) أَيْ لِلْمُسْتَعِيرِ ( أَنْ يَسْتَنِيبَ مَنْ يَسْتَوْفِي الْمَنْفَعَةَ ) لَهُ ، كَأَنْ يَرْكَبَ الدَّابَّةَ الْمُسْتَعَارَةَ وَكِيلُهُ فِي حَاجَتِهِ .
(حاشيتا قليوبي - وعميرة - (ج 8 / ص 449)
قَوْلُهُ : ( فَيُعِيرُ مُسْتَأْجِرٌ ) أَيْ إجَارَةً صَحِيحَةً ، وَإِلَّا فَهِيَ مَضْمُونَةٌ عَلَيْهِمَا كَالْمَغْصُوبِ وَالْقَرَارُ عَلَى مَنْ تَلِفَ عِنْدَهُ .
قَوْلُهُ : ( لَا مُسْتَعِيرٌ ) أَيْ بِغَيْرِ إذْنِ الْمُعِيرِ وَإِلَّا فَتَصِحُّ ، وَلَا تَبْطُلُ عَارِيَّةُ الْأَوَّلِ وَلَا يَخْرُجُ عَنْ الضَّمَانِ إلَّا إنْ عَيَّنَ لَهُ الثَّانِي وَأَعَارَهُ .
Namun jika si pemilik barang tersebut sudah memberi ijin kepada si peminjam untuk meminjamkannya kepada orang lain maka boleh bagi si peminjam untuk meminjamkan barang tersebut terhadap orang lain.
والله اعلم بالصواب
Tidak ada komentar